Monday, May 21, 2007

ISLAM HARUS AMBIL PERAN

BARAT SUDAH MELEMAH, ISLAM HARUS MENGAMBIL PERAN
Oleh Rendroko Bhuwono

Keadaan dunia sudah berubah, maka dari saat ini marilah kita untuk memulai berancang ancang meninggalkan kebudayaan barat, karena kejadian 11 September 2001, merupakan tanda akan perubahan itu. Asumsi ini menunjukkan bahwa deari segi keamanan di Amerika Serikat berada pada Anti Klimaks. Ditambah adanya kekhawatiran Barat terhadap program nuklir Iran, bukan senjata nuklir Iran. Dan situasi di Irak yang tidak kunjung reda, ini dapat disimpulkan bahwa Amerika Serikat dan Inggris tidak mampu menguasai keamanan di Irak.

Peran Islam yang harus dikedepankan adalah bagaimana kita sebagai ummat manusia mampu melawan hawa nafsu, coba kalau kita lihat riwayat Rasulullah Saw, kita sudah selesai perang lahir, namun kita masih harus perang melawan batin kita, sebagai contoh serangan bom di Pulau Bali, ini merupakan gambaran kalau kita sangat lemah dalam perang melawan hawa nafsu, hal ini dikarenakan hawa nafsu membunuh manusia telah mendominasi manusia, hal ini dibanding upaya menyelamatkan manusia itu sendiri.

Sebetulnya negara paling demokrasi di dunia tidak ada. Mayoritas orang barat merasa dirinya yang paling demokrasi, tetapi sebenarnya itu tidak sesuai / tidak dapat dibenarkan, dengan alasan adanya diskriminasi ras yang masih selalu dipertahankan, hal ini merupakan perilaku dilematis untuk suatu dunia yang semakin transparan. Isu demokratisasi yang dijual oleh Barat agar lebih eksis di masyarakat dunia sangat naif, tidak membumi, bahkan negara barat yang ada sekarang sudah jauh dari humanisme, karena lebih kelihatan menindas negara Muslim. Penduduk Muslim diadu domba, sesuatu yang harus kita akui, karena mayoritas Ummat Islam tidak mau segera mengetahui perannya.

Peristiwa 11 September 2001 yang dilanjutkan dengan Bom Bali 1 serta penyerbuan Amerika Serikat dan sekutunya ke Irak tahun 2003, merupakan peristiwa yang harus dicermati oleh Ummat Islam sebagai pendiskreditan dan penekanan terhadap eksistensi Ummat Islam. Ditambah penangkapan terhadap orang yang diduga teroris di penjara Guantanamo dan penjara lain yang tidak memiliki standar Hak Asasi Manusia.

Marilah kita melihat celah yang ada untuk memberi kekuatan terhadap eksisitensi Ummat Islam, karena kalau dilihat peristiwa yang terjadi di Irak, yaitu pengalihan isu kepemilikan Saddam Husein terhadap Senjata Pemusnah Massal menjadi perang saudara di Irak, kalau dihitung sudah berapa banyak darah yang tumpah di Irak, tanpa dapat diketahui kapan akan berakhir. Siapa yang bertanggung jawab akan kematian-kematian Ummat Islam ini, apakah Presiden Amerika Serikat George Bush atau Pemimpin Milisi atau Presiden Irak atau Ummat Islam secara keseluruhan.

Sehingga kalau dilihat situasi di Irak saat ini bila dibandingkan dengan saat Saddam Husein maka akan disimpulkan lebih berdarah bahkan dibanding saat perang dengan Iran tahun 1982 – 1988, hal itu bisa dilihat dari jumlah pengungsi yang meninggalkan negara Irak saat ini jauh lebih besar. Seharusnya kebijaksanaan atas Irak sangatlah dilematis ketika penghukuman gantung terhadap Saddam Husein seharusnya tidak boleh dilaksanakan karena hal itu, yang membuat situasi yang memburuk saat ini. Kebijaksanaan tentara Amerika yang menyerahkan Sadaam Husein kepada pengadilan Irak untuk menghukum mati Saddam Husein, sebagai hal yang tidak bisa diterima akal karena dianggap Amerika Serikat, berniat menghancurkan Simbol pemimpin Ummat Islam.

Kalau kita melihat Pangeran Diponegoro saat di tangkap dan dibuang oleh Belanda ke Menado yang mayoritas Kristen, bermaksud agar Ummat Islam Jawa kehilangan Simbol pemimpin Islamnya. Sehingga proses kristenisasi dikalangan kraton-kraton Jawa dapat berjalan lancar oleh Belanda. Ini sebagai contoh keadaan yang ada di Irak saat ini, Simbol itu telah dibunuh untuk memberikan keleluasaan dalam menekan Ummat Islam. Kita semua akan memegang prinsip bahwa yang salah pastilah akan kalah dan yang benar pastilah akan menang.

Siasat simbol dibunuh untuk menghilangkan pengaruh adalah suatu kesalahan yang sangat besar karena dunia saat ini sudah transparan, dan akan menilai kalau barat sudah berbuat keliru. Pertama, kebijaksanaan terhadap Israel merupakan kesalahan Barat yang paling utama dan paling tidak bisa diterima oleh seluruh Ummat manusia. Dimana barat telah mengajarkan cara berperilaku yang kurang benar. Seharusnya ummat Islam jangan terbawa emosi, mengikuti perilaku ini karena hal ini akan berakibat adanya boomerang terhadap Ummat Islam sendiri. Sebagaimana halnya kejadian 11 September 2001, yang oleh dunia sebagai suatu hal yang tidak bisa ditangkap oleh nalar. Bila itu dilakukan oleh Osama Bin Laden maka sebenarnya Amerika Serikat dan sekutunya termasuk Israel sudah kalah. Reruntuhan Amaerika sudah ada dipelupuk mata, masyarakat dunia sudah harus mulai ancang-ancang akan tata dunia baru. Dimana kita akan dihadapkan oleh segolongan manusia yang saling balas dendam, ini akan sangat berat bila ditinjau dari kehendak Allah atas diturunkannya Al Qur’an, guna memberi rahmatan lilalamin. (Rendroko Bhuwono, Anggota BATIC XV).*

NOTE!
1. Naskah artikel harus selalu disertai nama pengarang di bawah judul, sebagaimana sudah saya cantumkan di atas.
2. Cermati kesalahan ketik dan tanda baca.
3. Gunakan kalimat-kalimat pendek agar mudah dicerna.
4. Perhatikan juga "logika bahasa" dan struktur kalimat.

5. Pembahasan tidak sistematis, acak-acakan, dan ide utama ditemukan dalam judul, tapi pembahasannya kurang relevan dengan judul. Pembaca dibuat bingung, sebenarnya apa yang hendak dikemukakan penulis?
6. Mungkin terlalu banyak ide utama, atau ide utamanya loncat-loncat dan tersebar di berbagai paragraf.
7. Rapikan dengan sistematika berikut (berdasarkan paparan di atas): (1) Kelemahan Budaya Barat (apa saja?), (2) Permusuhan Barat terhadap Islam (bagaimana dan kasusnya apa saja?), (3) Saatnya Islam Ambil Peranan (konkretnya bagaimana? Pemberlakuan syariat Islam, pendirian khilafah Islam, penyatuan dunia Islam, atau apa?).
8. Anyway, Keep Writing dan Tetap Semangat! Coba lagi Pak ya… (Romel).*

1 comment:

Rendroko Bhuwono said...

terima kasih atas saran, mohon ijin kang, kalau akan kami tulis ulang